(Pendakian Gunung Lawu, 9-11 Nopember 2012)
Cemoro Kandang adalah salah satu basecamp dan jalur pendakian Gunung Lawu selain Cemoro Sewu. Cemoro Kandang masih berada di kecamatan Tawangmangu, Jawa Tengah dan letaknya hanya 50 meter-an dari perbatasan Jawa Tengah–Jawa Timur. Sementara Cemoro Sewu berada di Sarangan, Jawa Timur. Melalui 2 jalur pendakian ini, kita dapat menggapai 3 puncak gunung Lawu. Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah.
Basecamp Cemoro Kandang
[10.50] pendakian di mulai...
Pendakian melalui jalur Cemoro
Kandang ini, kami setidaknya melalui 4 pos resmi dan 1 pos bayangan. Biasanya
pos-pos pendakian telah berdiri sebuah bangunan, baik permanen maupun
semipermanen, tapi ada juga yang hanya berdiri sebuah plang sebagai tanda pos.
Pos Taman Sari Bawah adalah pos 1
[11.35] dalam jalur ini, berada pada ketinggian 2300mdpl. Sedari basecamp hingga pos ini, kita akan
menerobos pepohonan(hutan) dengan jalur pendakian tanah liat sehingga patut
berhati-hati ketika hujan turun. Sayang saat pendakian kami, hutan yang berada
di jalur pendakian telah hangus terbakar. Kebakaran baru saja terjadi di
kawasan itu. Hijau pepohonan yang berseri-seri kini terkulai pekat hitam abu
ulah tangan-tangan jahil tak bertanggung jawab.
Sial menimpaku sesampainya di pos
ini. Tas carier yang aku kenakan, pengait talinya putus. Rusak, dan harus
diikati. Ooh dalam hati aku bergumam ”buset
tas oraaang, aku rusakin L”. Syukurlah tas masih bisa dipake, meski tak
seimbang lagi. Lanjut gan.
Tips untuk sobat alam
“Gunakanlah peralatan yang dalam keadaan baik dan siap saat melakukan
pendakian, periksa kembali sebelum pendakian dan jika terjadi kerusakan, jangan
panik. Pasti ada jalan”
Ditengah terik mentari yang sudah
berada di atas kepala [12.45], Pos 2, Taman Sari Atas pada ketinggian 2470mdpl
berhasil kami gapai. Dari pos 1 hingga pos 2 ini, kami bisa menikmati
pemandangan yang lebih baik. Lebih hijau.
Berdasarkan perkiraan kami, track berikutnya bukan lagi hutan yang
rindang. Tapi jalur setapak tanpa pepohonan rindang yang melindungi kami dari
sengatan mentari. Maka kami, sebagai pria maco dan berani tak ragu untuk
memakai lotion pelindung sinar
matahari (sun block) haha.
Tips untuk sobat alam
“Jika anda bermain di alam terbuka dan tersengat sinar matahari secara
langsung, maka pakailah sun block
demi kebaikan bersama”
Dalam perjalanan menuju pos 3
[15.54] Penggek, 2780mdpl. Kami menemui sebuah pos bayangan berupa bangunan semipermanen di ketinggian 2495mdpl.
Perjalanan menuju pos 3 ini cukup menjenuhkan, karena kami harus berputar-putar
untuk mendaki punggung gunung Lawu. Lama dan panjang. Namun setiap rasa jenuh
itu kian pekat, ku berhenti sejenak. menyebarkan pandangan ke berbagai penjuru.
Terhampar karya Allah yang Maha Indah.
Selepas pos 3, track yang kami lalui cupuk beragam
mulai dari tanah liat hingga bebatuan. Karya Allahpun kian tersuguh indah.
Ketika hari sedang bersiap menghantar fajar, langit menumpahkan rizkinya. Hujan
pun turun. Gerimis manis hingga deras menguras mengiri kami menuju pos 4.
Di pos 4, Cokrosuryo [17.05] ini kami berjumpa dengan rombongan pendaki dari Undip. Langit mulai cerah. Menjadi latar pertemuan yang indah antara kami dengan temen-temen Undip. Maka kita pun tak ragu beriringan bersama melepas kepergian mentari ke peraduan.
Sunsite di Lawu
Hujan
tak lagi deras, gerimispun kian sungkan, tapi dingin mulai menikam. Hari mulai
gelap, kami tetap bersama menuju tanah lapang, tempat kami meregangkan tulang.
Seperti halnya gunung-gunung yang lain, di Lawu pun terdapat tempat perkemahan
bagi para pendaki. Namun ada yang beda di Lawu, terlihat aneh bahkan. Terdapat
sebuah warung dengan ruangan yang cukup luas. Warung Mbok Yem namanya, warung
yang berada di ketinggian 3170mdpl ini senantiasa siap menyediakan makanan dan
minuman hangat bagi para pendaki yang singgah di warung itu. Selain menyediakan
makanan, para pendakipun dapat berteduh di dalam warung Mbok Yem yang mampu
menampung 150-200 orang.
Banyak rombongan lain yang melakukan pendakian pada
waktu yang sama dengan kami. Dan rombongan terbesar adalah dari Undip.
Pendakian massal dengan 100 peserta lebih. [18.06] kami tiba di warung Mbok
Yem, dan kami menjumpai warung yang sudah ramai berjubal. Tidak ada lagi tempat
tidur(selonjoran) tersisa, dan
kamipun terpekur bersanggah lutut di salah satu lorong dekat dapur warung itu.
Terpekur diam, hingga hujan reda dan kami mendirikan tenda. Terusirlah kami.
Diusir Mbok Yem (part1)
Diusir Mbok Yem (part3)
Warung Mbok Yem
Aneh, memang aneh. Heran itu
kesan pertama yang ku rasa setelah melihat warung Mbok Yem. Kok bisa ada warung
di atas gunung setinggi itu, bagaimana membawa peralatannya? Bagaimana membawa
bahan makanannya? Bagaimana pula Mbok Yem dengan perawakan tidak kecil, dan
sudah berumur bisa mencapai tempat dengan ketinggian di atas 3000mdpl? Sayang
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkeliaran dipikiranku itu tidak
pernah muncul pasti. Sekedar mengobrol dengan kami pun, Mbok Yem dan kerabatnya
tak sempat. Mereka sibuk menyediakan ini-itu bagi para pendaki yang pada waktu
itu sangat membludak. Bahkan warung Mbok Yem yang sebesar itu, tak sanggup
menampungnnya. So, harus ada yang rela mendirikan tenda di halaman warung untuk
berteduh. Dan kami termasuk diantara orang yang rela tersebut.
Diusir Mbok Yem (part1)
Diusir Mbok Yem (part3)
5 komentar:
Tips untuk sobat alam: sebagus apapun carrier & peralatan hiking yg kita bawa, tetap bawa alat jahit: jarum kasur, jarum jahit, benang, gunting. #pengalaman
Menurut ku tetep bekal yg paling utama,ialah kesehatan fisik....sebab walaupun peralatan lengkap tapi fisik kurang fit, tentunya lebih berpengaruh pada treking nya... tetep semangat lanjutkan...
Jadi penasaran kyk mna gunung Lawu ni
Mantap
Alhamdulillah Sy sdh 2 kali naik k puncak lawu. Pertama via cemoro kandang dan kedua via cemoro sewu
Posting Komentar