(Pendakian
Gunung Merapi 12-13 Mei 2012)
part 2
(13.45 WIB) Kami menuruni puncak
Merapi menuju tenda kami di Pasar Bubrah. Perjalanan turun ini sangat
berbahaya, seru dan menyenangkan. Kontras bukan, berbahaya tapi seru dan hepi. Yang berbahaya adalah saat turun,
akan dengan sangat mudah batu yang kami pijak jatuh dan menggelinding ke bawah.
Dari kerikil hingga batu besar. Setidaknya akan kuceritakan 2 peristiwa tentang
batu ini saat kita turun. Pertama adalah aksi heroik dari Helmy, yah dia memang
heroik, pahlawan dari Tegal tanpa kenal pegal. Saat itu orang paling depan saat
turun adalah Putu, Harlian, Azwar dan disusul Helmy, Dimas serta Faiza
berurutan. Seperti yang saya katakan tadi, akan dengan mudah batu jatuh karena
kita pijak. Dimas saat itu menginjak sebuah batu tak besar namun tak kecil
juga, sebesar kepalan tangan kurang lebih yang tak kokoh tertopang sehingga
jatuh dan menggelindinglah batu itu ke bawah, ke arah Helmy dan Azwar yang
tepat ada di bawahnya, sepontan kami yang di atas, Aku dan Dimas langsung
teriak “awas batu...” syukurlah Helmy
mendengar teriakan kami dan bisa menghindar dari jalur jatuhnya batu, tapi
Azwar tidak, dia tak mendengar teriakan kami matanya tetap menatap ke bawah tak
tahu ada batu yang meluncur ke arahnya tepat mengarah ke bagian kepala.
Terbayang dibenakku saat itu, dengan batu sebesar dan secepat itu meluncur,
sudah cukup membuat kepala Azwar berlumuran darah syukurlah ada pahlawan muncul
disaat dan tempat yang tepat, dengan kakinya, Helmy menghalau batu tersebut
persis seperti tendangan voli Zidane
ke gawang Bayern Leverkusen saat Final Champion 2002. Gila emang heroik brader
kami yang satu ini, sifat pahlawan tak akan muncul begitu saja jika tak dari
hati yang penuh kebaikan. Great bro!!!..
Kisah kedua adalah saat kami sudah mencapai titik yang lebih rendah lagi. Dan lagi lagi Dimas. Dimas lagi Dimas lagi. Kini dengan ukuran batu yang jauh lebih besar dan tak mungkin lagi divoli seperti tadi. Kini Dimas berinisiatif turun duluan, so dia mempercepat langkahnya. Dengan langkah yang cepat, tentulah tidak benar-benar bisa memilih pijakan yang aman. Saat itu dia menginjak batu sebesar becak lah kurang lebih. Batu sebesar itu meluncur sangat cepat dan berbahaya, syukur saat itu tidak ada orang di jalur meluncurnya batu itu. Jika ada, entah apa yang akan terjadi aku tak mau membayangkan, hanya Tuhan yang tahu. Sontak gelundungan batu sebesar itu membuat kami kaget, syok, takut dan jadilah kami lebih berhati-hati saat turun. Pelajaran dari peristiwa ini adalah pilih pijakan yang kokoh dalam melangkah, and watch you’r step!!!
Kita tinggalkan yang berbahaya, kita nikmati keseruannya.
Selepas track turun yang penuh
dengan batu, kami harus melewati track berpasir menurun yang cukup curam untuk
mencapai Pasar Bubrah. Tak ada yang asyik sebenarnya kalau kita melewatinya
hanya berjalan saja. Berlari, ya berlari maka akan kau temukan keasyikannya.
Dengan kecuraman yang tak biasa, saat kau melewati track berpasir ini. Sekali
kau melangkah kan kaki untuk berlari maka tak akan bisa berhenti sampai menemui
tanah yang landai. Kalian akan dipaksa berlari dengan kecepatan penuh, jika
tidak maka tubuhmu akan tergulung bersama pasir. Lari lah, maka tak akan bisa
ngerem, tak tahu ujungnya di mana, tegang, gila dan pada akhirnya kau akan
berkata “asyiik juga...”
(14.45 WIB) Satu jam waktu yang kami butuhkan untuk mencapai tenda kami kembali. Sejenak kami istirahat lalu setelah seluruh perlengkapan telah siap dan area camp kami telah bersih, kami bergegas turun gunung sekitar pukul 15.15 WIB.
Pasar Bubrah, sebelum beranjak pulang...Backgroun Puncak Merapi!!!
Himbauan
untuk ku dan kalian yang akan menaklukan gunung manapun, berterimakasihlah
karena telah menyuguhkan perjalanan dan pemandangan yang luar biasa minimal
dengan tidak mengotorinya dan menjaganya tetap bersih dan asri.
Narsis sebelum turun boleh toh...Background Gunung Merbabu
Kami turun
melalui jalur yang sama saat naik, kita berusaha tetap bersama dan melangkahkan
kaki lebih cepat dengan harapan terhindar dari gelap gulita malam saat turun.
(18.00 WIB)
Kami sampai New Selo, dan istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Base Camp.
(18.40 WIB)
Dengan diiringi rintikan hujan yang memaksa kami bergerak lebih cepat, akhirnya
kami sampai di Base Camp juga.
Setengah jam kami habiskan waktu di Base
Camp untuk istirahat dan bersiap pulang ke Jogja.
(19.10 WIB)
Kami ceck out dari Base Camp Merapi,
menulusuri jalanan beraspal dengan pancaran cahaya bulan dan kemilau bintang
menemani perjalanan kami menuju Jogja tercinta.
(21.00 WIB)
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa akhirnya kami sampai juga di
Jogja yang memang istimewa ini dengan selamat dan membawa semangat. “Jogjaaaa....!” teriakku dalam hati.
Alhamdulillah,
terimakasih penuh tulus dan rasa syukur aku panjatkan kepadaMu Tuhan, atas
karunia alam negeri ini yang begitu indah dan istimewa, terimakasih telah
melindungi kami dalam perjalanan pendakian Gunung Merapi hingga selamat dan
membawa semangat, semoga Engkau berkahi, terimakasih telah Kau teguhkan hati
kami dalam menggapai puncak tertinggi Gunung Merapi. Dan terimakasih untuk
kalian yang telah menjadi bagian dalam perjalanan ini Dimas, Helmy, Harlian,
Putu, dan Ajwar. Semoga menjadi perjalanan dan pengalaman yang bermakna.
0 komentar:
Posting Komentar